my blog

facebook

Jumat, 21 Januari 2011

PIAGET TEORI


Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis .
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka.
cth: manusia tdk mempunyai mantel berbulu lembut utk melindunginya dari dingin; manusia tdk mempunyai kecepatan utk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tdk mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian utk memproduksi pakaian & kendaraan utk transportasi

ASPEK INTELIGENSI
• Menurut Piaget (1983), inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda:
1.       Isi.
Merupakan materi kasar.Karena Piaget kurang tertarik pada apa yang anak anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir Piaget melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya.Bila isi adl “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual
2.       Struktur.
Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework” nya sendiri.Struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller, 1993).
2 hal penting yang harus diingat tentang membangun struktur kognitif:
1. seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.
2. lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangan struktural.
• Piaget tidak melihat struktur kognitif sebagai mekanisme biologis lahiriah. Dia tdk percaya bahwa anak2 memasuki dunia dengan “piranti dasar” untuk memahami realita. Anak2 secara perlahan & bertahap membangun cara pandang mereka sendiri terhadap realita. Pembentukan struktur kognitif mulai pada awal kehidupan segera setelah bayi mulai memiliki pengalaman dengan lingkungan.
• Tapi bukankah seorang bayi yang baru lahir belum memiliki pengalaman apapun terhadap lingkungan???
• Piaget percaya bahwa seorang bayi yang tidak berpengalaman penuh memiliki struktur yang sudah terbentuk yang memprogramkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan ini yang disebut struktur fisik, seperti sistem syaraf & otak manusia serta organ2 sensorik spesifik. Dan refleks2 yang disebut sebagai “automatic behavioral reactions”.
• Bayi melatih struktur2 ini dalam interaksi dengan lingkungan & memulainya dengan segera untuk mengembangkan struktur kognitif.
3.       Fungsi,
Yaitu: suatu proses dimana struktur kognitif dibangun.
• Semua organisme hidup yang berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi.
• Organisasi:cenderung utk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian2 menjadi satu kesatuan yang penuh arti. sebagai suatu cara utk mengurangi Kompleksitas Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara:
1.       organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi  serupa dengan dirinya proses ini disebut dengan asimilasi.
2.       organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya proses ini disebut akomodasi.
Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada.
Cth: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yang mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
• Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal.
Cth: tubuh tdk hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung mencernanya secara involunter. Piaget mengaplikasikan proses asimilasi & akomodasi terhdp intelektual spt terhdp proses fisik.
• Anak2 mengasimilasi ide baru, “food for thought” dengan mencocokkannya ke dlm struktur kognitif yang sdh ada & mengakomodasikan ide tsb dengan mengubah struktur kognitif mrk dlm meresponsnya.
• Bila idenya baru & struktur kognitif perlu utk membuatnya berarti, anak akan membuatnya sbg bagian dari proses pikir mereka & akan mengubah cara berpikir mereka dlm meresponsnya.
• Perkembangan intelektual tdk akan terjadi bila ide anak itu dikenal sudah diasimilasi atau bila mereka melanjutkan struktur tsb utk asimilasi.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah.
1)      Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2)      Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.

3)      Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4)      Operasi formal (usia) 11 tahun hingga dewasa)
Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang mereka lakukan.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.

Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SLTP dengan rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit kepenerapan operasi formal dalam bernalar Remaja mulai menyadar keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri.

Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subyek tertentu
Apabla siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan menggunakan operasi formal.

Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya
Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget.
1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. (Bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dangan yang dimaksud.

2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran
Didalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori Piaget berarti dalam pembelajaran fisika banyak menggunakan penyelidikan.

3) Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan per- kembangan
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.

Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir formal.

Entri Populer