my blog

facebook

Jumat, 21 Januari 2011

ISLAM BUDAYA JAWA


KEBUDAYAAN JAWA ASLI
Pergulatan  Islam dengan sastra dan budaya jawa menjadi objek kajian yang menarik bagi sarjana barat.  Interaksi Islam dan budaya Jawa memang mempunyai karakteristik tersendiri .sayang umat Islam sendiri selama ini kurang peka terhadap sejarah Islam . baru belakang ini  saja mula ada tulisan angkatan muda Islam tentang NU ,Muhamaddiyah ,dan lain lain ,namum,kajian mereka  belum mempertimbangkan pengaruh budaya Lokal atau Jawa ¸sehingga karya mereka seakan tidak terpijak di bumi Indonesia .
Pergulatan islam dengan sastra budaya Jawa  ternnyata melahirkan tiga bentuk keislaman dengan landasan berpikir yang berbeda dan kadang saling memancing konflik   satu sama lain . Yaitu: Islam sastra ,abangan ,dan priyayi.Masalahnya ,mengapa terjadi tiga tipologi di atas ,dan bagaimana masa depan Islam diIndonesia?
Suku suku bangsa Indonesia ,khususnya sukuJawa sebelum kedatangan pengaruh Hinduisme telah hidup teratur dengan animisme dinamisme sebagai akar religiositasnya,dan hukum adat sebagai pranata social mereka ,Adanya warisan hukum adat menunjukkan  bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup teratur  dibawah pemerintah atau kepala adat ,walaupun masih dalam bentuk yang sangat  sederhana .Religi animisme dinamisme yang menjadi akar budaya asli Indonesia khususnya masyarakat Jawa cukup memiliki daya talian yang kuat terhadap pengaruh kebudayaan kebudayaanyang telah berkembang maju .keadaan ini memancing timbulnya teori kekenyalan dan ketegaran  kebudayaan asli pribumi Indonesia,Prof.R.M.Sutjipto Wirjosuparto mengatakan sebagai berikut :
Sungguhpun kebudayaan Indonesia (asli)menjalin hubungan dengan kebudayaan kebudayaan lain yang kebanyakannya di pandang telah mengalami perkembangan yang lebih tinggi   misalnya kebudayaan Hindu,Islam,dan Barat yang mengakibatkan termodifikasinnya kebudayaan di Indonesia didalam proses yang memungkinkannya mempertahankan karakter keIndonesia nya , bahkan dalam hubungan dengan kepudayaan asing itu pola keindonesiannya tetap sama ,lantaran unsur unsur kebudayaan asing itu terserap dalam pola keindonesiaan.
Elastisitas sifat kebudayaan Indonesialah yang mampu mempertahankan cirri ke Indonesiaannya.
Bahkan kesimpulan yang lebih menarik lagi diketegahkan J.W.M. Bakker dalam kajiannya yang berjudul ,Agama asli Indonesia .beliau menyimpulkan bahwa ,’’Walaupun bagian terbesar orang Indonesia mengaku beragama Islam ,namum sikap keagamaan sehari hari yang mereka hayati ,’’dijiwai dalam batinnya oleh agama asli(animism dan dinamisme) Indonesia yang kaya raya isinya ,yang dipelihara dengan khusyuk ,yang tidak mau ‘dirombak ‘oleh agama asing.’’
Mengapa demikian ?menurut J.W.M bakker alasan memengapa islam tidak berakar dalam jiwa orang Indonesia asli karena  belum adanya evaluasi teologis muslim terhadap keruhanian agama agama lain.
Maka perlu diadakan evaluasi islami terhadap  religi animism dan dinamisme yang telah mengakar kuat semenjak zaman pra sejarahdi iindonesia ,khususnya jawa.Cirri khas religi animism dan dinamisme adalah menganut ruh dan daya ghaib yang bersifat aktif.Prinsip ruh aktip menurut  kepercayaan animism adalah bahwa ruh orang mati tetap hidup dan bahkan menjadi sakti seperti dewa ,bisa mencelakakan dan mensejahterakan manusia.
Religi animisme-dinamisme tentu menumbuhkan kelompok pawing yang berfungsi sebagai pendeta,pernatara,dukun atau orang tua yang bisa berhubungan langsung dengan roh roh yang menguasai kekuatan ghoib.religi animism-dinamisme memuncak melalui perkembangan ilmu perdukunan & ilmu klenik.ilmu klenik / ilmu perdukunan ini masih Nampak jelas pada primbon primbon,misalnya primbon bental jemur,mujarabat,dsb.demikian pula dengan ilmu santet dan ilmu tenung ,merupakan warisan ilmu hitan nenek moyang yang berkaitan pula dengan animism dan dinamisme.jadi warisan zaman pra sejarah di jawa memang masih bertahan hingga dewasa ini ,karena alam pikiran modern  baru menyentuh lapisan minoritas kaum terpelajar saja.
Masalahnya bagi umat islam,kepercayaan akan adanya ruh dan daya ghoib yang aktif ini sangat bertentangan dengan Islam.”Hadis nabi SAW menegaskan bahwa bila anak adam meninggal putuslah segala amalnya kecuali 3 perkara……………..”Jadi tidak ada manusia yang bisa beramal lagi setelah mati.Prinsip tauhid menegaskan ,bahwa ruh manusia dalam kubur mulai merasakan penderitaan jika amalnya di dunia buruk dan sebaliknya .Dalam prinsip tauhid ,segala kuasa ruhani terpusat mutlak kepada alloh SWT,maka tidak ada daya ghaib dan kuasa ruh lain yang bisa berpengaruh secara aktif.Paham tauhid memerlukan pendekatan konflik .Yaitu,pendekatan yang secara tegas memisahkan antara yang hak dan yang batil ,antara tauhid dan segala bentuk kemusyikan.
Adapun pola kebudayaan Indonesia asli ,termasuk pula Indonesia,religi animism dan dinamisme telah mendominasi seluruh hidup manusia sejak taraf kehidupan masyarakat masih bersahaja.Paham ini mempercayai adanya ruh dan daya aktif yang sangat bertentangan dengan ajaran ruh dan daya pasif dalam ajaran islam.Paham ruh aktif sedemikian kukuhnya   karena dipersubur oleh tradisi tradisi agama timur seperti parsi,hindu,budha,dan tasawwuf.Dan inilah problematika terberat dalam mengembangkan ajaran islam.
Hal lain yang akan dihadapi agama islam adalah manifestasi lahir religi animism – dinamisme itu,yaitu dalam bentuk nilai adat.Adat bukan hanya sekedar custum atau etiquette biasa.Namun betapa kuatnya pengaruh adat terhadap aspek keagamaan .menurut Takdir Alisjahbana “adat itu artinya bukan saja lebih luas dari costum tetapi teristimewa lebih dalam.segala yang kita namakan hokum sekrang termasuk didalamnya,malahan lebih dari pada hokum ia mengatur  keperluan dan perbuatan individu maupun masyarakat,seperti upacra upacara perkawinan,kelahiran ,kematian,waktu bertanam padi,bagaimana membuat rumah,bagaimana meminta dan menghentikan hujan,dll.Ekonomi ,politik dan seni termasuk didalamnya”.JAdi sangat kuat sekali penagruh adat terhadap aspek keagamaan.
Dalam masyaarakat Indonesia asli khususnya masyarakat jawa yang masih bersahaja,nilai agama menjadi nilai utamayang bersifat mengikat dan mempengaruhi nilai nilai lain.Nilai agama menggejala dalam kepercyaan serba mistik ,yang kemudian mempengaruhi adat dengan berbagai tata cara dan rangkaian upacara yang kompleks.Berkaitan dengan masyarakat yang masih bersahaja,nilai solidaritas  yang dalam ungkapan jawa semangat gotong royongdan rukun cukup tinggi.Kemudian berkaitan dengan religi ,mantra,kidung kidung untuk meminta bantuan para roh nenek moyang dan menolak segala penyakit juga sangat berkembang.Adapun nilai rasional ,nilai ekonomi,dan nilai kekuasaan masih sangat rendah.Dengan demikian pola budaya jawa asli menuruk Takdir Alisjhbana , masih dikuasai oleh nilai agama yang diikuti oleh solidaitas dan nilai kesenian ,sedangkan dalam sifatnya yang demokratis nilai kuasa dalam susunan masyarakat lemah.Nilai itu lemah,karena pemikiran rasional belum berkembang ,sdangkan perasaan masih terlampau berkuasa dalam menghadapi alam.
Interaksi islam dengan budaya Minang dan Melayu membentuk perpaduan yang sintetis .sebaliknya ,interaksi antara Islam dan budaya Jawa menghasilkan bentuk islam yang singkretik,akan tetapi, diperlukan sikap yang hati hati dalam menyikapi relatifitas proses sosial ini.misalnya ,interaksi Islam dan budaya Jawa jika ditinjau dari perspektif Islam memang telah memunculkan Islam yang bercorak sinkretik.sebaliknya ,jika dilihat dari perspetik perkembangan kebudayaan Jawa yang terjadi proses sintetis yang amat serasi .sebagai contoh adalah lahirnya serat Wulangreh,Wedhatama,Centhini,serat Babad Demak ,Ambiya dan sebagainya .yang mencerminkan proses sintetik itu. Tetapi ,jika dilihat dari perspektif Islam yang lahir justru bentuk sinkretik yang tidak murni.
Pola Budaya Jawa Asli
Jika nilai agama menjadi dasar bagi pola budaya Individu dan masyarakat ,nilai agama ini tertentu akan mewarnai tingkah laku seseorang atau masyarakat . contohnya , adalah pola budaya masyarakat bersahaja dari suku bangsa Jawa sebelum dipengaruhi oleh budaya India .demikian pula ,budaya budaya asli Indonesia pada umumnya .hanya saja penghayatan individu atau masyarakat terhadap agama mereka juga bertingkat tingkat . karena itu ,konsep beragama yang ideal adalah jika nilai agama mereka berhasil menjiwai nilai nilai budaya yang lain .kalau belum tercapai ,berarti penghayatan agama belum utuh ,atau belum sungguh sungguh mengakar . Dalam hal agama ,animism ini belum menjadi agama dalam pengertian yang sempurna Artinya ,animism belum membawa kesadaran keagamaan secara utuh,tetapi masih dekat kepada kepercayaan tredisional.




KESIMPULAN

Adapun pola kebudayaan Indonesia asli ,termasuk pula Indonesia,religi animism dan dinamisme telah mendominasi seluruh hidup manusia sejak taraf kehidupan masyarakat masih bersahaja.Paham ini mempercayai adanya ruh dan daya aktif yang sangat bertentangan dengan ajaran ruh dan daya pasif dalam ajaran islam.Paham ruh aktif sedemikian kukuhnya   karena dipersubur oleh tradisi tradisi agama timur seperti parsi,hindu,budha,dan tasawwuf.Dan inilah problematika terberat dalam mengembangkan ajaran islam.Hal lain yang akan dihadapi agama islam adalah manifestasi lahir religi animism – dinamisme itu,yaitu dalam bentuk nilai adat.Adat bukan hanya sekedar custum atau etiquette biasa.Namun betapa kuatnya pengaruh adat terhadap aspek keagamaan.
Dan kita sebagai mahasiswa dakwah dan komunikasi harus tanggap dengan hal tersebut,dan bagaimana mencari solusi yang tepat agar islam di jawa ini menjadi murni tanpa adanya kesyirikan.

Entri Populer