my blog

facebook

Jumat, 21 Januari 2011

IQ


  
Kecerdasan Intelektual (IQ)
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :
Usia Mental Anak
x 100 = IQ
Usia Sesungguhnya
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133.
Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :
TINGKAT KECERDASAN
IQ
Genius
Di atas 140
Sangat Super
120 - 140
Super
110 - 120
Normal
90 -110
Bodoh
80 - 90
Perbatasan
70 - 80
Moron / Dungu
50 - 70
Imbecile
25-50
Idiot
0 - 25
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Selain IQ, dan EQ, di beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual (SQ = Spritual Quotiens). Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul ”Spiritual Intelligence : the Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa SQ adalah inti dari segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan juga ada kekurangannya. Intinya, bagaimana kita bisa melihat hal itu. Intelejensia spiritual membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan Sang Maha Pencipta.
Denah Zohar dan Ian Marshall juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESQ yang merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual).
Selain itu menurut Danah Zohar & Ian Marshall: SQ the ultimate intelligence: 2001, IQ bekerja untuk melihat ke luar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi ‘pusat-diri’
Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi terkapling-kapling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif.
Mengenalkan SQ Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah SQ tidak mesti berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri.

PIAGET TEORI


Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis .
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka.
cth: manusia tdk mempunyai mantel berbulu lembut utk melindunginya dari dingin; manusia tdk mempunyai kecepatan utk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tdk mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian utk memproduksi pakaian & kendaraan utk transportasi

ASPEK INTELIGENSI
• Menurut Piaget (1983), inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda:
1.       Isi.
Merupakan materi kasar.Karena Piaget kurang tertarik pada apa yang anak anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir Piaget melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya.Bila isi adl “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual
2.       Struktur.
Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework” nya sendiri.Struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller, 1993).
2 hal penting yang harus diingat tentang membangun struktur kognitif:
1. seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.
2. lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangan struktural.
• Piaget tidak melihat struktur kognitif sebagai mekanisme biologis lahiriah. Dia tdk percaya bahwa anak2 memasuki dunia dengan “piranti dasar” untuk memahami realita. Anak2 secara perlahan & bertahap membangun cara pandang mereka sendiri terhadap realita. Pembentukan struktur kognitif mulai pada awal kehidupan segera setelah bayi mulai memiliki pengalaman dengan lingkungan.
• Tapi bukankah seorang bayi yang baru lahir belum memiliki pengalaman apapun terhadap lingkungan???
• Piaget percaya bahwa seorang bayi yang tidak berpengalaman penuh memiliki struktur yang sudah terbentuk yang memprogramkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan ini yang disebut struktur fisik, seperti sistem syaraf & otak manusia serta organ2 sensorik spesifik. Dan refleks2 yang disebut sebagai “automatic behavioral reactions”.
• Bayi melatih struktur2 ini dalam interaksi dengan lingkungan & memulainya dengan segera untuk mengembangkan struktur kognitif.
3.       Fungsi,
Yaitu: suatu proses dimana struktur kognitif dibangun.
• Semua organisme hidup yang berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi.
• Organisasi:cenderung utk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian2 menjadi satu kesatuan yang penuh arti. sebagai suatu cara utk mengurangi Kompleksitas Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara:
1.       organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi  serupa dengan dirinya proses ini disebut dengan asimilasi.
2.       organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya proses ini disebut akomodasi.
Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yang sudah ada.
Cth: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yang mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
• Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal.
Cth: tubuh tdk hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung mencernanya secara involunter. Piaget mengaplikasikan proses asimilasi & akomodasi terhdp intelektual spt terhdp proses fisik.
• Anak2 mengasimilasi ide baru, “food for thought” dengan mencocokkannya ke dlm struktur kognitif yang sdh ada & mengakomodasikan ide tsb dengan mengubah struktur kognitif mrk dlm meresponsnya.
• Bila idenya baru & struktur kognitif perlu utk membuatnya berarti, anak akan membuatnya sbg bagian dari proses pikir mereka & akan mengubah cara berpikir mereka dlm meresponsnya.
• Perkembangan intelektual tdk akan terjadi bila ide anak itu dikenal sudah diasimilasi atau bila mereka melanjutkan struktur tsb utk asimilasi.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah.
1)      Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2)      Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.

3)      Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4)      Operasi formal (usia) 11 tahun hingga dewasa)
Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang mereka lakukan.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.

Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SLTP dengan rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit kepenerapan operasi formal dalam bernalar Remaja mulai menyadar keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri.

Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subyek tertentu
Apabla siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan menggunakan operasi formal.

Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya
Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget.
1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. (Bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dangan yang dimaksud.

2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran
Didalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori Piaget berarti dalam pembelajaran fisika banyak menggunakan penyelidikan.

3) Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan per- kembangan
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.

Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir formal.

KHUTBAH JUMAT

PEMBAHASAN

RUKUN KHUTBAH JUMAT
Rukun ini biasa digunakan oleh manhab syafii.

1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ''ala Muhammad, atau as-shalatu ''ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.Namun nama Muhammad SAW boleh saja diucapkan dengan lafadz Ahmad, karena Ahmad adalah nama beliau juga sebagaimana tertera dalam Al-Quran.
3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cuukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: takutlah kalian kepada Allah. Atau kalimat: marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat.
Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: tsumma nazhar.Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.

5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat (Ya Allah, ampunilah orang-orang muslim laki dan wanita). Atau kalimat Allahumma ajirna minannar (Ya Allah, selamatkan kami dari api neraka).
Adapun Mazhab-mazhab lainnya adalah sebagai berikut:
1. Mazhab Hanafi, rukun khutbah adalah satu hal, yaitu dzikir secara mutlak, baik panjang maupun pendek. Menurut Mazhab ini bahkan bacaan tahmid, atau tasbih, atau tahlil, sudah cukup untuk menggugurkan kewajiban khutbah. Mazhab ini berpendapat bahwa khutbah bisa disampaikan dalam bahasa apa saja, tidak harus bahasa Arab.
2. Mazhab Maliki, rukun khutbah menurut mazhab ini adalah satu hal, yaitu ungkapan yang memuat kabar gembira (dengan janji-janji pahala dari Tuhan) atau peringatan (bagi orang-orang yang suka melanggar aturan Tuhan). Mazhab ini berpendapat bahwa keseluruhan khutbah harus disampaikan dalam bahasa Arab. Jika tidak ada yang mampu menggunakan bahasa Arab maka kewajiban salat Jum’at gugur untuk dilaksanakan.
3. Mazhab Hanbali, rukun khutbah menurut mazhab ini ada empat hal, yaitu:
a. Bacaan “alhamdulillah” dalam setiap khutbah, satu dan dua.
b. Salawat atas Nabi Muhammad.
c. Membaca satu atau sebagian ayat al-Qur’an.
d. Wasiat untuk melakukan ketakwaan.
Mazhab ini juga berpendapat bahwa khutbah harus disampaikan dalam bahasa Arab bagi yang mampu. Bagi yang tak bisa berbahasa Arab maka menggunakan bahasa yang dimampui, khusus untuk ayat al-Qur`an tidak boleh digantikan dengan bahasa lain.
SYARAT KHUTBAH JUMAT
Syarat khutbah jum'at adalah sebagai berikut :
  • Suci dari 2 hadats yakni hadats kecil dan hadats besar.  Hadats kecil adalah hadats yang menyebabkan dia harus berwusu,  sedangkan hadas besar adalah keadaan seorang yang mesti mandi wajib.
  • Suci dari berbagai najis di tempat khutbah,  pakain  dan badannya termasuk barang yang dipegang ketika khutbah seperti mic,  naskah khutbah dan lainnya.  Itu semua harus terbebas dari semua jenis najis.
  • Harus menutupi aurat.
  • Khotib yang berkhutbah harus sambil berdiri bagi yang mampu.
  • Duduk antara 2 khutbah yang lamanya sekira-kira sedikit lebih lama dari thuma'ninah dalam shlalat.
  • Pelaksanaan 2 khutbah harus terus menerus,  tidak boleh terpisah oleh kegiatan lain selain duduk antara 2 khutbah.
  • Setelah khutbah yang ke 2,  harus dilanjutkan dengan shalat dan tidak boleh terpisah oleh kegiatan lain seperti membaca Quran atau shalat Ghaib.
  • Bacaan pada rukun khutbah harus memakai bahasa Arab.
  • Bacaan rukun khutbah harus terdengar oleh minimal 40 orang jema'ah (khusus yang bermazhab Imam Syafi'i).
  • Seluruh khutbah harus dilakukan pada waktu dilakukannya shalat zhuhur.




PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa seorang muslim(laki laki )adalah wajib hukumnya untuk melakukan sholat jumat.Seorang khotib pada sholat jumat harus mengetahui rukun rukun dan syarat untuk melakukan khutbah jumat,Sebuah rukun adalah tidah boleh ditinggalkan harus berurutan  tidak boleh acak acakan .Dan masih banyak lagi kesimpulan yang dapat diambil tentunya oleh audien sendiri.


ISLAM BUDAYA JAWA


KEBUDAYAAN JAWA ASLI
Pergulatan  Islam dengan sastra dan budaya jawa menjadi objek kajian yang menarik bagi sarjana barat.  Interaksi Islam dan budaya Jawa memang mempunyai karakteristik tersendiri .sayang umat Islam sendiri selama ini kurang peka terhadap sejarah Islam . baru belakang ini  saja mula ada tulisan angkatan muda Islam tentang NU ,Muhamaddiyah ,dan lain lain ,namum,kajian mereka  belum mempertimbangkan pengaruh budaya Lokal atau Jawa ¸sehingga karya mereka seakan tidak terpijak di bumi Indonesia .
Pergulatan islam dengan sastra budaya Jawa  ternnyata melahirkan tiga bentuk keislaman dengan landasan berpikir yang berbeda dan kadang saling memancing konflik   satu sama lain . Yaitu: Islam sastra ,abangan ,dan priyayi.Masalahnya ,mengapa terjadi tiga tipologi di atas ,dan bagaimana masa depan Islam diIndonesia?
Suku suku bangsa Indonesia ,khususnya sukuJawa sebelum kedatangan pengaruh Hinduisme telah hidup teratur dengan animisme dinamisme sebagai akar religiositasnya,dan hukum adat sebagai pranata social mereka ,Adanya warisan hukum adat menunjukkan  bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup teratur  dibawah pemerintah atau kepala adat ,walaupun masih dalam bentuk yang sangat  sederhana .Religi animisme dinamisme yang menjadi akar budaya asli Indonesia khususnya masyarakat Jawa cukup memiliki daya talian yang kuat terhadap pengaruh kebudayaan kebudayaanyang telah berkembang maju .keadaan ini memancing timbulnya teori kekenyalan dan ketegaran  kebudayaan asli pribumi Indonesia,Prof.R.M.Sutjipto Wirjosuparto mengatakan sebagai berikut :
Sungguhpun kebudayaan Indonesia (asli)menjalin hubungan dengan kebudayaan kebudayaan lain yang kebanyakannya di pandang telah mengalami perkembangan yang lebih tinggi   misalnya kebudayaan Hindu,Islam,dan Barat yang mengakibatkan termodifikasinnya kebudayaan di Indonesia didalam proses yang memungkinkannya mempertahankan karakter keIndonesia nya , bahkan dalam hubungan dengan kepudayaan asing itu pola keindonesiannya tetap sama ,lantaran unsur unsur kebudayaan asing itu terserap dalam pola keindonesiaan.
Elastisitas sifat kebudayaan Indonesialah yang mampu mempertahankan cirri ke Indonesiaannya.
Bahkan kesimpulan yang lebih menarik lagi diketegahkan J.W.M. Bakker dalam kajiannya yang berjudul ,Agama asli Indonesia .beliau menyimpulkan bahwa ,’’Walaupun bagian terbesar orang Indonesia mengaku beragama Islam ,namum sikap keagamaan sehari hari yang mereka hayati ,’’dijiwai dalam batinnya oleh agama asli(animism dan dinamisme) Indonesia yang kaya raya isinya ,yang dipelihara dengan khusyuk ,yang tidak mau ‘dirombak ‘oleh agama asing.’’
Mengapa demikian ?menurut J.W.M bakker alasan memengapa islam tidak berakar dalam jiwa orang Indonesia asli karena  belum adanya evaluasi teologis muslim terhadap keruhanian agama agama lain.
Maka perlu diadakan evaluasi islami terhadap  religi animism dan dinamisme yang telah mengakar kuat semenjak zaman pra sejarahdi iindonesia ,khususnya jawa.Cirri khas religi animism dan dinamisme adalah menganut ruh dan daya ghaib yang bersifat aktif.Prinsip ruh aktip menurut  kepercayaan animism adalah bahwa ruh orang mati tetap hidup dan bahkan menjadi sakti seperti dewa ,bisa mencelakakan dan mensejahterakan manusia.
Religi animisme-dinamisme tentu menumbuhkan kelompok pawing yang berfungsi sebagai pendeta,pernatara,dukun atau orang tua yang bisa berhubungan langsung dengan roh roh yang menguasai kekuatan ghoib.religi animism-dinamisme memuncak melalui perkembangan ilmu perdukunan & ilmu klenik.ilmu klenik / ilmu perdukunan ini masih Nampak jelas pada primbon primbon,misalnya primbon bental jemur,mujarabat,dsb.demikian pula dengan ilmu santet dan ilmu tenung ,merupakan warisan ilmu hitan nenek moyang yang berkaitan pula dengan animism dan dinamisme.jadi warisan zaman pra sejarah di jawa memang masih bertahan hingga dewasa ini ,karena alam pikiran modern  baru menyentuh lapisan minoritas kaum terpelajar saja.
Masalahnya bagi umat islam,kepercayaan akan adanya ruh dan daya ghoib yang aktif ini sangat bertentangan dengan Islam.”Hadis nabi SAW menegaskan bahwa bila anak adam meninggal putuslah segala amalnya kecuali 3 perkara……………..”Jadi tidak ada manusia yang bisa beramal lagi setelah mati.Prinsip tauhid menegaskan ,bahwa ruh manusia dalam kubur mulai merasakan penderitaan jika amalnya di dunia buruk dan sebaliknya .Dalam prinsip tauhid ,segala kuasa ruhani terpusat mutlak kepada alloh SWT,maka tidak ada daya ghaib dan kuasa ruh lain yang bisa berpengaruh secara aktif.Paham tauhid memerlukan pendekatan konflik .Yaitu,pendekatan yang secara tegas memisahkan antara yang hak dan yang batil ,antara tauhid dan segala bentuk kemusyikan.
Adapun pola kebudayaan Indonesia asli ,termasuk pula Indonesia,religi animism dan dinamisme telah mendominasi seluruh hidup manusia sejak taraf kehidupan masyarakat masih bersahaja.Paham ini mempercayai adanya ruh dan daya aktif yang sangat bertentangan dengan ajaran ruh dan daya pasif dalam ajaran islam.Paham ruh aktif sedemikian kukuhnya   karena dipersubur oleh tradisi tradisi agama timur seperti parsi,hindu,budha,dan tasawwuf.Dan inilah problematika terberat dalam mengembangkan ajaran islam.
Hal lain yang akan dihadapi agama islam adalah manifestasi lahir religi animism – dinamisme itu,yaitu dalam bentuk nilai adat.Adat bukan hanya sekedar custum atau etiquette biasa.Namun betapa kuatnya pengaruh adat terhadap aspek keagamaan .menurut Takdir Alisjahbana “adat itu artinya bukan saja lebih luas dari costum tetapi teristimewa lebih dalam.segala yang kita namakan hokum sekrang termasuk didalamnya,malahan lebih dari pada hokum ia mengatur  keperluan dan perbuatan individu maupun masyarakat,seperti upacra upacara perkawinan,kelahiran ,kematian,waktu bertanam padi,bagaimana membuat rumah,bagaimana meminta dan menghentikan hujan,dll.Ekonomi ,politik dan seni termasuk didalamnya”.JAdi sangat kuat sekali penagruh adat terhadap aspek keagamaan.
Dalam masyaarakat Indonesia asli khususnya masyarakat jawa yang masih bersahaja,nilai agama menjadi nilai utamayang bersifat mengikat dan mempengaruhi nilai nilai lain.Nilai agama menggejala dalam kepercyaan serba mistik ,yang kemudian mempengaruhi adat dengan berbagai tata cara dan rangkaian upacara yang kompleks.Berkaitan dengan masyarakat yang masih bersahaja,nilai solidaritas  yang dalam ungkapan jawa semangat gotong royongdan rukun cukup tinggi.Kemudian berkaitan dengan religi ,mantra,kidung kidung untuk meminta bantuan para roh nenek moyang dan menolak segala penyakit juga sangat berkembang.Adapun nilai rasional ,nilai ekonomi,dan nilai kekuasaan masih sangat rendah.Dengan demikian pola budaya jawa asli menuruk Takdir Alisjhbana , masih dikuasai oleh nilai agama yang diikuti oleh solidaitas dan nilai kesenian ,sedangkan dalam sifatnya yang demokratis nilai kuasa dalam susunan masyarakat lemah.Nilai itu lemah,karena pemikiran rasional belum berkembang ,sdangkan perasaan masih terlampau berkuasa dalam menghadapi alam.
Interaksi islam dengan budaya Minang dan Melayu membentuk perpaduan yang sintetis .sebaliknya ,interaksi antara Islam dan budaya Jawa menghasilkan bentuk islam yang singkretik,akan tetapi, diperlukan sikap yang hati hati dalam menyikapi relatifitas proses sosial ini.misalnya ,interaksi Islam dan budaya Jawa jika ditinjau dari perspektif Islam memang telah memunculkan Islam yang bercorak sinkretik.sebaliknya ,jika dilihat dari perspetik perkembangan kebudayaan Jawa yang terjadi proses sintetis yang amat serasi .sebagai contoh adalah lahirnya serat Wulangreh,Wedhatama,Centhini,serat Babad Demak ,Ambiya dan sebagainya .yang mencerminkan proses sintetik itu. Tetapi ,jika dilihat dari perspektif Islam yang lahir justru bentuk sinkretik yang tidak murni.
Pola Budaya Jawa Asli
Jika nilai agama menjadi dasar bagi pola budaya Individu dan masyarakat ,nilai agama ini tertentu akan mewarnai tingkah laku seseorang atau masyarakat . contohnya , adalah pola budaya masyarakat bersahaja dari suku bangsa Jawa sebelum dipengaruhi oleh budaya India .demikian pula ,budaya budaya asli Indonesia pada umumnya .hanya saja penghayatan individu atau masyarakat terhadap agama mereka juga bertingkat tingkat . karena itu ,konsep beragama yang ideal adalah jika nilai agama mereka berhasil menjiwai nilai nilai budaya yang lain .kalau belum tercapai ,berarti penghayatan agama belum utuh ,atau belum sungguh sungguh mengakar . Dalam hal agama ,animism ini belum menjadi agama dalam pengertian yang sempurna Artinya ,animism belum membawa kesadaran keagamaan secara utuh,tetapi masih dekat kepada kepercayaan tredisional.




KESIMPULAN

Adapun pola kebudayaan Indonesia asli ,termasuk pula Indonesia,religi animism dan dinamisme telah mendominasi seluruh hidup manusia sejak taraf kehidupan masyarakat masih bersahaja.Paham ini mempercayai adanya ruh dan daya aktif yang sangat bertentangan dengan ajaran ruh dan daya pasif dalam ajaran islam.Paham ruh aktif sedemikian kukuhnya   karena dipersubur oleh tradisi tradisi agama timur seperti parsi,hindu,budha,dan tasawwuf.Dan inilah problematika terberat dalam mengembangkan ajaran islam.Hal lain yang akan dihadapi agama islam adalah manifestasi lahir religi animism – dinamisme itu,yaitu dalam bentuk nilai adat.Adat bukan hanya sekedar custum atau etiquette biasa.Namun betapa kuatnya pengaruh adat terhadap aspek keagamaan.
Dan kita sebagai mahasiswa dakwah dan komunikasi harus tanggap dengan hal tersebut,dan bagaimana mencari solusi yang tepat agar islam di jawa ini menjadi murni tanpa adanya kesyirikan.

Entri Populer